Thepresent pattern of Hajj was established by Muhammad. However, according to the Quran, elements of Hajj trace back to the time of Abraham.According to Islamic tradition, Abraham was ordered by God to leave his wife Hajar and his son Ishmael alone in the desert of ancient Mecca. In search of water, Hajar desperately ran seven times between the two hills of Safa and Marwah but found none.
اِنَّ الَّذِيۡنَ تَوَفّٰٮهُمُ الۡمَلٰٓـئِكَةُ ظَالِمِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ قَالُوۡا فِيۡمَ كُنۡتُمۡ​ؕ قَالُوۡا كُنَّا مُسۡتَضۡعَفِيۡنَ فِىۡ الۡاَرۡضِ​ؕ قَالُوۡۤا اَلَمۡ تَكُنۡ اَرۡضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوۡا فِيۡهَا​ؕ فَاُولٰٓـئِكَ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُ​ؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا ۙ‏  اِلَّا الۡمُسۡتَضۡعَفِيۡنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَآءِ وَالۡوِلۡدَانِ لَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ حِيۡلَةً وَّلَا يَهۡتَدُوۡنَ سَبِيۡلًا ۙ‏  فَاُولٰٓـئِكَ عَسَى اللّٰهُ اَنۡ يَّعۡفُوَ عَنۡهُمۡ​ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوۡرًا‏  وَمَنۡ يُّهَاجِرۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ يَجِدۡ فِى الۡاَرۡضِ مُرٰغَمًا كَثِيۡرًا وَّسَعَةً​ ؕ وَمَنۡ يَّخۡرُجۡ مِنۡۢ بَيۡتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ الۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ اَجۡرُهٗ عَلَى اللّٰهِ​ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا‏  497 While taking the souls of those who were engaged in wronging themselves,129 the angels asked 'In what circumstances were you?' They replied 'We were too weak and helpless in the land.' The angels said 'Was not the earth of Allah wide enough for you to emigrate in it?'130 For such men their refuge is Hell - an evil destination indeed; 498 except the men, women, and children who were indeed too feeble to be able to seek the means of escape and did not know where to go .- 499 maybe Allah shall pardon these, for Allah is All-Pardoning, All-Forgiving. 4100 He who emigrates in the way of Allah will find in the earth enough room for refuge and plentiful resources. And he who goes forth from his house as a migrant in the way of Allah and His Messenger, and whom death overtakes, his reward becomes incumbent on Allah. Surely Allah is All-Forgiving, 129. The reference here is to those who stay behind along with the unbelievers, despite no genuine disability. They are satisfied with a life made up of a blend of Islamic and un-Islamic elements, even though they have had the chance to migrate to the Dar al-Islam and thus enjoy a full Islamic life. This is the wrong that they committed against themselves. What kept them satisfied with the mixture of Islamic and un-Islamic elements in their life was not any genuine disability but their love of ease and comfort, their excessive attachment to their kith and kin and to their properties and worldly interests. These concerns had exceeded reasonable limits and had even taken precedence over their concern for their religion see also n. 116 above. 130. Those people who had willingly acquiesced to living under an un-Islamic order would be called to account by God and would be asked If a certain territory was under the dominance of rebels against God, so that it had become impossible to follow His Law, why did you continue to live there? Why did you not migrate to a land where it was possible to follow the law of God? 131. It should be understood clearly that it is only permissible for a person who believes in the true religion enjoined by God to live under the dominance of an un-Islamic system on one of the following conditions. First, that the believer struggles to put an end to the hegemony of the un-Islamic system and to have it replaced by the Islamic system of life, as the Prophets and their early followers had done. Second, that he lacks the means to get out of his homeland and thus stays there, but does so with utmost disinclination and unhappiness. If neither of these conditions exist, a believer who continues to live in a land where an un-Islamic order prevails, commits an act of continuous sin. To say that one has no Islamic state to go to does not hold water. For if no Islamic state exists, are there no mountains or forests from where one could eke out a living by eating leaves and drinking the milk of goats and sheep, and thus avoid living in a state of submission to unbelief. Some people have misunderstood the tradition which says 'There is no hijrah after the conquest of Makka' Bukhari, 'Sayd', 10; 'Jihad', 1, 27, 194; Tirmidhi, 'Siyar', 33; Nasa'i, 'Bay'ah', 15, etc. - Ed. This tradition is specifically related to the people of Arabia of that time and does not embody a permanent injunction. At the time when the greater part of Arabia constituted the Domain of Unbelief Dar al-Kufr or the Domain of War Dar al-Harb, and Islamic laws were being enforced only in Madina and its outskirts, the Muslims were emphatically directed to join and keep together. But when unbelief lost its strength and elan after the conquest of Makka, and almost the entire peninsula came under the dominance of Islam, the Prophet peace be on him declared that migration was no longer needed. This does not mean, however, that the duty to migrate was abolished for Muslims all over the world for all time to come regardless of the circumstances in which they lived.
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ 97. Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka para malaikat bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi Mekah.” Mereka para malaikat bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah berpindah-pindah di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, Share Copy Copy
PWMU.CO -Diriwayatkan Bukhari bersumber dari Ibnu Abbas menceritakan, di antara pasukan musyrikin Mekkah terdapat muslimin yang enggan hijrah. Mereka dipaksa ikut berperang melawan Rasulullah saw. Ada yang terbunuh karena panah atau pedang pasukan Rasulullah. Maka turunlah ayat surat an-Nisa ayat 97-98 sebagai penjelasan hukum bagi muslimin
Ayat 91سَتَجِدُونَ ءَاخَرِينَ يُرِيدُونَ أَن يَأْمَنُوكُمْ وَيَأْمَنُوا۟ قَوْمَهُمْ كُلَّ مَا رُدُّوٓا۟ إِلَى ٱلْفِتْنَةِ أُرْكِسُوا۟ فِيهَا ۚ فَإِن لَّمْ يَعْتَزِلُوكُمْ وَيُلْقُوٓا۟ إِلَيْكُمُ ٱلسَّلَمَ وَيَكُفُّوٓا۟ أَيْدِيَهُمْ فَخُذُوهُمْ وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطَٰنًا مُّبِينًاKelak kamu akan dapati golongan-golongan yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman pula dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah syirik, merekapun terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka dari memerangimu, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata untuk menawan dan membunuh 92وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَن يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَـًٔا ۚ وَمَن قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦٓ إِلَّآ أَن يَصَّدَّقُوا۟ ۚ فَإِن كَانَ مِن قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۖ وَإِن كَانَ مِن قَوْمٍۭ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُم مِّيثَٰقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۖ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًاDan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tersalah tidak sengaja, dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh itu, kecuali jika mereka keluarga terbunuh bersedekah. Jika ia si terbunuh dari kaum kafir yang ada perjanjian damai antara mereka dengan kamu, maka hendaklah si pembunuh membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia si pembunuh berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha 93وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدًا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمًاDan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar 94يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَتَبَيَّنُوا۟ وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَنْ أَلْقَىٰٓ إِلَيْكُمُ ٱلسَّلَٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا فَعِندَ ٱللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ ۚ كَذَٰلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًاHai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi berperang di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu "Kamu bukan seorang mukmin" lalu kamu membunuhnya, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu 95لَّا يَسْتَوِى ٱلْقَٰعِدُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُو۟لِى ٱلضَّرَرِ وَٱلْمُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَٰهِدِينَ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى ٱلْقَٰعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَٰهِدِينَ عَلَى ٱلْقَٰعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًاTidaklah sama antara mukmin yang duduk yang tidak ikut berperang yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik surga dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,Ayat 96دَرَجَٰتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًاyaitu beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha 97إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَفَّىٰهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِهِمْ قَالُوا۟ فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا۟ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ قَالُوٓا۟ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةً فَتُهَاجِرُوا۟ فِيهَا ۚ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًاSesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri Mekah". Para malaikat berkata "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,Ayat 98إِلَّا ٱلْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلْوِلْدَٰنِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًاkecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah,Ayat 99فَأُو۟لَٰٓئِكَ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَعْفُوَ عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًاmereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha 100۞ وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًاBarangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya sebelum sampai ke tempat yang dituju, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kepada mereka dikatakan, "Belum tiba saatnya berperang, tahanlah dirimu, jagalah selalu salat dan zakat kalian." Akan tetapi, tatkala datang perintah berperang, sebagian mereka takut kepada manusia seperti halnya kepada Allah, bahkan lebih. Dengan penuh heran, mereka berkata, "Mengapa Engkau mewajibkan berperang kepada kami?" ۞ وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا Arab-Latin Wa may yuhājir fī sabīlillāhi yajid fil-arḍi murāgamang kaṡīraw wa sa'ah, wa may yakhruj mim baitihī muhājiran ilallāhi wa rasụlihī ṡumma yudrik-hul-mautu fa qad waqa'a ajruhụ 'alallāh, wa kānallāhu gafụrar raḥīmāArtinya Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya sebelum sampai ke tempat yang dituju, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nisa 99 ✵ An-Nisa 101 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Tentang Surat An-Nisa Ayat 100 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 100 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran berharga dari ayat ini. Terdapat bermacam penafsiran dari beragam ulama tafsir terkait kandungan surat An-Nisa ayat 100, antara lain seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan barangsiapa keluar dari negeri syirik menuju negeri islam demi lari menyelamatkan agamanya, lagi mengharap karunia tuhannya,serta bermaksud membela agamaNYA,niscaya dia akan mendapatkan di muka bumi ini tempat dan daerah tujuan yang dia akan menikmati hidup di sana dengan hal-hal yang menjadi factor penyebab kekuatannya dan kehinaan musuh-musuhnya, disertai dengan keluasan dalam rizki dan barangsiapa keluar dari rumahnya dengan tujuan membela agama Allah dan rosulNya serta meninggikan kalimat Allah ,lalu ajal menjemputnya sebelum dia mencapai tujuannya,maka sesungguhnya telah tetap baginya pahal amalannya pada sisi Allah,sebagai bentuk kemurahan dan kebaik Allah maha pengampun lagi maha penyayang kepada hamba-hambaNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram100. "Barangsiapa yang berhijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam dalam rangka mencari rida Allah, maka di tempat hijrahnya itu ia akan menemukan tempat tinggal baru dan tanah pengganti atas tanah yang ditinggalkannya. Dan di sana ia akan mendapatkan kejayaan dan rezeki yang lapang. Dan barangsiapa yang meninggalkan rumahnya untuk berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian ia meninggal dunia sebelum tiba di tempat hijrahnya, maka pahalanya tetap ada di sisi Allah, dan tidak ada masalah baginya bahwa ia belum sampai ke tempat hijrahnya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah100. Allah mendorong dan memberi semangat kepada orang-orang yang lemah untuk berhijrah serta menjelaskan bahwa barangsiapa yang berhijrah demi mendapatkan keridhaan allah dan menegakkan agamanya niscaya dia akan mendapatkan jalan untuk mengalahkan musuh-musuhnya dan tempat tinggal yang penuh dengan kebaikan dan kemudahan setelah selamat dari kezaliman dan kehinaan. Kemudian Allah mengagungkan perkara hijrah dengan menjadikannya memiliki pahala yang besar meski hanya baru keluar dari negeri kafir dan belum sampai ke negeri tujuan berhijrah. Allah menjelaskan bahwa barangsiapa yang keluar dari rumahnya demi mendapatkan keridhaan Allah dan kasih sayang Rasulullah serta menolong agama Islam, namun kemudian ajal menjemputnya maka dia telah mendapatkan pahala berhijrah sebagai janji dari Allah. Kemudian Allah menutup ayat ini dengan ampunan dan rahmat, yakni Dia mengampuni orang-orang yang beriman atas kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan, terlebih lagi orang-orang yang yang senantiasa bertaubat kepada-Nya, Dan Dia merahmati seluruh makhluk-Nya di dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah100. وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ اللهِ Barangsiapa berhijrah di jalan Allah Dikatakan berhijrah di jalan Allah apabila dengan tujuan yang benar dan niat yang lurus, tanpa ada tendensi sedikitpun untuk mendapatkan hal-hal keduniaan. Dalam sebuah hadist disebutkan “Barangsiapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah demi dunia yang ingin ia dapatkan atau wanita untuk ia nikahi maka hijrahnya itu sesuai dengan apa yang ia niatkan. يَجِدْ فِى الْأَرْضِ مُرٰغَمًا niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas Tempat untuk ia tinggal meski kaum yang ia tinggalkan itu tidak rela dan meresa diremehkan. وَسَعَةً ۚ dan rezeki yang banyak Yakni keluasan rezeki dan tempat tinggal. ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ kemudian kematian menimpanya Yakni meninggal sebelum sampai pada tempat yang ia tuju untuk berhijrah. فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥmaka sungguh telah tetap pahalanya Yakni pahala hijrah secara sempurna meskipun ia belum sampai di negeri hijrah. عَلَى اللهِ ۗ di sisi Allah Yakni pahala itu telah ditetapkan untuknya disisi-Nya dan tidak akan terlupakan. Dari Ibnu Abbas ia berkata Dhamrah bin Jundub pergi dari rumahnya untuk berhijrah dan ia berkata kepada kaumnya bawalah aku dan keluarkanlah aku dari negeri syirik ini menuju Rasulullah, namun ia meninggal diperjalanan sebelum ia sampai kepada Rasulullah; maka turunlah ayat ini.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah100 Barangsiapa berhijrah di jalan Allah dengan niat yang baik dan hanya mengharap ridha Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak meskipun dalam kekuasaan musuhnya. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpa mereka sebelum sampai ke tempat yang dituju, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada orang-orang yang bertaubat. Ayat ini turun untuk Hubaib bin Dhomroh Al laitsi yang merupakan orang yang tua renta, dia ikut hijrah ke Madinah namun di tengah jalan dia wafat dengan mulia. Maka Allah menurunkan ayat ini.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSiapa saja yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat berlindung} tempat untuk berpindah yang bisa dikunjungi {yang banyak dan lapang} dalam hal rezeki dan melakukan urusan agama {Siapa saja yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan RasulNya, kemudian meninggal} dia mati sebelum sampai ke tempat hijrah {sungguh telah ditetapkan} telah ditetapkan {pahalanya di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha PenyayangMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H100. Ayat ini sebagai suatu penjelasan sebagai suatu anjuran untuk berhijrah dan dorongan kepada serta penjelasan tetang kemaslahatan yang terkandung di dalamnya, dan Allah Yang Maha menepati janji itu telah menjajikan bahwa barang siapa yang berhijrah kejalanNya dengan hanya mengharap keridhaanNya, ia akan mendapatkan tempat yang luas dan rezeki yang melimpah, tempat yang luas itu mencakup kemaslahatan-kemaslahatan agama, dan rizki yang melimpah mencakup, kemaslahatan-kemaslahatan dunia, yang demikian itu ketika sebagian besar manusia mengira bahwa berhijrah itu akan mengakibatkan perpecahan segala kebersamaan, kekafiran setelah kekayaan, keterhinaan setelah kemilaan dan kesusahan setelah kelapangan, padahal hijrah itu tidaklah demikian, karena sesungguhnya orang Mukmin selama ia masih ada berada di kum Misyirikin, maka agamanya berada dalam kekeritisan, tidak hanya pada ibadah-ibadahnya yang pribadi seperti shalat dan semacamnya, dan tudak juga pada ibadah-ibadahnya yang berhubungan dengan orang yang berjihad dengan perkataan maupun perbuatan dan hal-hal yang mengikutinya, karena ia tidak mampu melakukan hal tersebut, dan ia berada dalam sasaran empukdalam perkara agamanya khususnya jika tergolng orang-orang yang tertindas, namun bila ia berhijrah du jalan Allah, niscaya ia mempu menegakan agama Allah dan sesungguhnya Al-muraggamah itu adalah sebuah katakonpherensif yang mencakup segala hal yang membuat marah musuh-musuh Allah berupa perkataan dan perbuatan, dan juga mengakibatkan perolehan rezeki yang luas, dan sesungguhnya apa yang di kabarkan oleh Allah tersebut benar-benar terjadi. Maka ambilah pelajaran tersebut dari para sahabat sesungguhnya mereka ketika berhijrah di jalan Allah dan meninggalkan negeri, anak-anak, serta harta mereka karena Allah sempurnalah iman mereka dengannya, dan mereka memperoleh keimanan yang sempurna, jihad yang besar, maka pembelaan terhadap agama Allah, di mana mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang setelah mereka, denmikian juga mereka memperoleh hal-hal yang diakibatkan oleh hal itu berupa kemenangan-kemenangan dan ghanimah-ghanimah, dimana mereka menjadi orang-orang yang jadi kaya, dan demikianlah, setiap orang yang melakukan apa yang mereka lakukan, niscaya mereka akan memperolah sampai Hari kiamat. Kemudian Allah berfirman, “Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya” yaitu bertujuan kepada Rabbnya, keridhaanNya dan kecintaan kepada RasulNya, pembelaan terhadap agama Allah, dan bukan bertujuan selain itu, “kemudian kematian menimpanya sebelum sampai ke tempat yang dituju,” dengan terbunuh atau selainnya, “maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah,” yaitu sesungguhnya ia telah memperoleh pahala orang yang berhijrah yang telah mendapatkan maksudnya dengan jaminan dari Allah, yang demikian itu karena ia telah berniat dan bertekad serta adanya tindakan memulai perbuatan tersebut , maka di antara rahmat Allah kepadanya dan kepada orang-orang yang semisalnya bahwa Allah memberikan pahala untuk mereka secara penuh walaupun mereka belum menyempurnakan perbuatannya, dan Allah mengampuni apa yang teradi dari mereka berupa kelalaian dalam berhijrah dan selainnya, karena itulah Allah menutup ayat ini dengan dua namaNya yang mulia tersebut seraya berfirman, “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Allah mengampuni bagi kaum Mukminin apa yang telah mereka lakukan berupa kesalahan-kesalahan, khususnya orang-orang yang bertaubat dan kembali kepada Rabb mereka, Allah Maha Penyayang terhadap seluruh makhluk dengan rahmat yang membuat mereka ada atau hidup, menyehatkan mereka, memberi rizki kepada mereka berupa harta, anak cucu, kekuatan dan lain sebagainya, Maha Penyayang terhadap kaum Mukminin di mana Allah membimbing mereka kepada keimanan, mengajarkan mereka ilmu yang mengakibatkan keyakinan, memudahkan bagi mereka sebab-sebab kebahagiaan dan kemenangan, dan perkara yang membuat mereka memperoleh keuntungan yang besar, mereka akan melihat di antara rahmat dan karuniaNya yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit pada hati seorang manusia pun. Kita memohon kepada Allah agar tidak menahan kebaikanNya karena keburukan yang ada pada diri kita.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat An-Nisa ayat 100 Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya ia bertemu di bumi itu, tempat perlindungan yang banyak dan keluasan; dan barang siapa keluar dari rumahnya karena berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian sampai maut kepadanya, maka sesungguhnya hijrah nya itu wajib atas Allah, karena Allah itu Pengampun, Penyayang.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Jarir berkata Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Manshur Ar Ramaadiy, ia berkata Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairiy, ia berkata Telah menceritakan kepada kami Syuraik dari Amr bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata tentang turunnya ayat ini, "Innalladziina tawaffahumul malalaaa'ikatu zhaalimii anfusihim," bahwa di Mekah ada seorang yang dikenal dengan nama Dhamurah dari Bani Bakar, ia sedang sakit, lalu berkata kepada keluarganya, "Keluarkanlah aku dari Mekah, karena saya menemukan kebebasan." Keluarganya berkata, "Di mana kami mengeluarkan kamu?" maka ia berisyarat dengan tangannya ke arah Madinah, maka turunlah ayat ini, "Wa may yakhruj min baitihi muhaajiran ilallahi wa rasuulih." Hadits ini para perawinya tsiqah, sedangkan Syuraik adalah Ibnu Abdillah Al Qaadhiy An Nakha'iy, dalam hapalannya ada kelemahan. Ibnu Jarir 9/115 juga meriwayatkan dari jalan Sufyan bin Uyainah dari 'Amr bin Dinar ia berkata, "Saya mendengar Ikrimah." Secara mursal. Abdurrazzaq meriwayatkan dari jalan Ibnu Uyainah dari 'Amr, bahwa ia mendengar Ikrimah secara mursal. Namun Muhammad bin Syuraik Al Makkiy menyelisihi Sufyan bin Uyainah; Muhammad meriwayatkan dari 'Amr bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas secara maushul. Jika memang harus ditarjih, maka yang diperkuat adalah Sufyan bin Uyainah. Imam Ahmad berkata, "Orang yang paling 'alim tentang 'Amr bin Dinar adalah Ibnu Uyainah." Ibnul Madini berkata, "Ibnu Juraij dan Ibnu Uyainah adalah orang yang paling 'alim terhadap 'Amr bin Dinar." Dalam sebagian naskah tertulis "Muhammad bin Syuraik" sebagai ganti "Syuraik", sedangkan Muhammad bin Syuraik adalah tsiqah, namun Sufyan bin Uyainah lebih tsiqah daripadanya. Dengan demikian yang rajih, hadits tersebut adalah mursal, wallahu 'alam. Akan tetapi hadits tersebut memiliki jalan yang lain yang sampai kepada Ikrimah dari Ibnu Abbas dalam Al Mathaalib Al 'Aliyyah hal. 433 yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Al Haitsami dalam Al Majma' juz 7 hal. 10 berkata, "Para perawinya tsiqah." Di sana diterangkan, bahwa ia Dhamurah wafat di tengah perjalanan sebelum sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. Al Haafizh menyebutkan beberapa jalan yang lain dalam Al Ishabah pada bagian biografi Janda' bin Dhamurah juz 1 hal. 253 Diringkas dari Ash Shahiihul Musnad karya Syaikh Muqbil.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 100Usai mengecam mereka yang enggan berhijrah, pada ayat ini Allah lalu memberi janji dan harapan kepada mereka yang berhijrah. Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah dengan niat dan hanya mengharap keridaan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan menemukan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya sebelum sampai ke tempat yang dituju dan sebelum kembali ke rumahnya, maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah maha pengampun atas segala dosa orangorang yang berhijrah atau siapa pun yang memohon ampunannya, dan maha penyayang yang senantiasa mencurahkan aneka rahmatnyadan apabila kamu bepergian di bumi untuk melakukan peperangan atau melakukan perniagaan atau lainnya, maka tidaklah berdosa kamu mengqashar salat, yaitu dengan cara memperpendek jumlah rakaat salat yang empat rakaat menjadi dua rakaat, seperti salat zuhur, asar, dan isya, jika kamu takut diserang atau takut akan bahaya yang ditimbulkan oleh orang-orang kafir yang merupakan musuhmu. Sesungguhnya orangorang kafir itu adalah musuh yang nyata dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beragam penjabaran dari banyak ahli ilmu mengenai isi dan arti surat An-Nisa ayat 100 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Banyak Dikaji Nikmati ratusan halaman yang banyak dikaji, seperti surat/ayat Al-Fatihah 2, Al-A’raf, Ali Imran 104, Yasin 40, Assalaamualaikum, Ali Imran 191. Termasuk Yunus 41, Al-Fatihah 7, Al-Baqarah 284-286, Al-Fatihah 1, Luqman 13-14, Al-Baqarah 216. Al-Fatihah 2Al-A’rafAli Imran 104Yasin 40AssalaamualaikumAli Imran 191Yunus 41Al-Fatihah 7Al-Baqarah 284-286Al-Fatihah 1Luqman 13-14Al-Baqarah 216 Pencarian arti surat annisa, surat an-nashr, al maidah 50, an naziaat, al maidah ayat 76 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Terdapat pelbagai penjabaran dari berbagai ahli tafsir terhadap isi surat An-Nisa ayat 103, di antaranya sebagaimana berikut: 📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Apabila kalian telah mengerjakan shalat,maka tetaplah kalian mengingat Allah dalam seluruh kondisi kalian.Kemudian apabila tlah hilang rasa ketakutan itu, maka
Home QS. An-Nisa Ayat 97 اِنَّ الَّذِيۡنَ تَوَفّٰٮهُمُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ قَالُوۡا فِيۡمَ كُنۡتُمۡ‌ؕ قَالُوۡا كُنَّا مُسۡتَضۡعَفِيۡنَ فِىۡ الۡاَرۡضِ‌ؕ قَالُوۡۤا اَلَمۡ تَكُنۡ اَرۡضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوۡا فِيۡهَا‌ؕ فَاُولٰٓٮِٕكَ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُ‌ؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا Innal laziina tawaffaa humul malaaa'ikatu zaalimiii anfusihim qooluu fiima kuntum qooluu kunnaa mustad'afiina fil-ard; qooluuu alam takun ardul laahi waasi'atan fatuhaajiruu fiihaa; fa ulaaa'ika maawaahum Jahannamu wa saaa'at masiiraa Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzhalimi sendiri, mereka para malaikat bertanya, "Bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab, "Kami orang-orang yang tertindas di bumi Mekah." Mereka para malaikat bertanya, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah berpindah-pindah di bumi itu?" Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, Juz ke-5 Tafsir Sesungguhnya orang-orang yang dimatikan atau dicabut nyawanya oleh malaikat maut setelah sampai ajal yang telah ditetapkan oleh Allah kepada mereka dalam kehidupan di dunia ini, sementara mereka sebelumnya berada dalam keadaan menzalimi diri mereka sendiri karena enggan melakukan tuntunan agama padahal mereka mempunyai kesanggupan, mereka, para malaikat pencabut nyawa mereka itu, bertanya kepada mereka, "Dalam keadaan bagaimana kamu dahulu ketika kalian hidup sehingga tidak melakukan tuntunan agama, tidak berjihad dan tidak pula berhijrah? Mereka menjawab, "Kami dulu adalah orang-orang yang tertindas dan tak berdaya di bumi Mekah." Mereka, para malaikat, berkata untuk menolak alasan mereka, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah atau berpindah di bumi itu dari daerah kufur ke daerah lain di mana kalian dapat melakukan tuntunan agama?" Maka Allah menyatakan bahwa mereka yang dimatikan dalam keadaan menzalimi diri sendiri itu adalah orang-orang yang tempatnya di neraka Jahanam dan mendapat siksaan yang amat pedih, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali. Ada segolongan Muslimin yang tetap tinggal di Mekah. Mereka menyembunyikan keislaman mereka dari penduduk Mekah dan mereka tidak ikut berhijrah ke Medinah, padahal mereka mempunyai kesanggupan untuk melakukan hijrah. Mereka merasa senang tinggal di Mekah, walaupun mereka tidak mempunyai kebebasan mengerjakan ajaran agama dan membinanya. Allah menyatakan mereka sebagai orang yang menganiaya diri sendiri. Sewaktu Perang Badar terjadi, mereka dipaksa ikut berperang oleh orang musyrikin menghadapi Rasulullah saw. Dalam peperangan ini sebagian mereka mati terbunuh. Sesudah mereka mati malaikat mencela mereka, karena mereka tidak berbuat suatu apa pun dalam urusan agama mereka Islam, seperti tidak dapat mengerjakan ajaran-ajaran agama. Mereka menjawab dengan mengajukan alasan bahwa mereka tidak melaksanakan ajaran agama, disebabkan tekanan dari orang-orang musyrik Mekah, sehingga banyak kewajiban agama yang mereka tinggalkan. Para malaikat menolak alasan mereka. Kalau benar-benar mereka ingin mengerjakan ajaran agama, tentu mereka meninggalkan Mekah dan hijrah ke Medinah. Bukankah bumi Allah ini luas. Kenapa mereka senang tetap tinggal di Mekah, tidak mau hijrah? Padahal mereka mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk hijrah itu? Mereka tidak pindah ke tempat yang baru di mana mereka akan memperoleh kebebasan dalam mengerjakan ajaran agama dan memperoleh ketenteraman dan kemerdekaan. Oleh karena itu mereka mengalami nasib yang buruk. Mereka dilemparkan ke dalam neraka Jahanam yakni tempat yang paling buruk. Secara umum setiap Muslim wajib hijrah dari negeri orang kafir bilamana di negeri tersebut tidak ada jaminan kebebasan melakukan kewajiban agama dan memelihara agama. Tetapi bilamana ada jaminan kebebasan beragama di negeri itu serta kebebasan membina pendidikan agama bagi dirinya dan keluarganya, maka ia tidak diwajibkan hijrah. sumber Keterangan mengenai QS. An-NisaSurat An Nisaa' yang terdiri dari 176 ayat itu, adalah surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al Baqarah. Dinamakan An Nisaa' karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An Nisaa' dengan sebutan Surat An Nisaa' Al Kubraa surat An Nisaa' yang besar, sedang surat Ath Thalaq disebut dengan sebutan Surat An Nisaa' Ash Shughraa surat An Nisaa' yang kecil.
Arabic ; tafsir ; mp3 ; urdu ; English Translation of the Meanings by Muhammad Muhsin Khan and Muhammad Taqi-ud-Din al-Hilali , Tafheem-ul-Quran by Syed Abu-al-A'la Maududi & English - Sahih International : surah Nisa aya 97 in arabic text(The Women).

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri Mekah". Para malaikat berkata "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri maksudnya orang-orang yang tinggal bersama orang kafir di Mekah dan tidak hendak hijrah malaikat bertanya kepada mereka sambil mencela "Kenapa kamu ini?" artinya bagaimana sebenarnya pendirianmu terhadap agamamu ini? Ujar mereka mengajukan alasan "Kami ini orang-orang yang ditindas artinya lemah sehingga tidak mampu menegakkan agama di muka bumi" artinya di negeri Mekah Kata mereka pula sambil mencela "Bukankah bumi Allah luas hingga kamu dapat berhijrah padanya?" yakni dari bumi kaum kafir ke negeri lain sebagaimana dilakukan orang lain? Firman Allah swt. "Mereka itu, tempat mereka ialah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." Seorang Muslim berkewajiban untuk hijrah ke wilayah Islam demi menghindari hidup dalam kehinaan. Kepada mereka yang tidak berhijrah, malaikat akan bertanya, "Dalam keadaan bagaimana kalian ini, hingga rela hidup tercela dan hina?" Mereka menjawab, "Kami adalah orang-orang yang tertindas di muka bumi dan orang-orang lain telah menghinakan kami." Malaikat bertanya lagi, "Bukankah bumi Allah sangat luas sehingga kalian dapat berhijrah ke berbagai tempat dan tidak lagi hidup dalam keadaan hina dan tercela?" Orang-orang yang rela hidup dalam keadaan hina, sedangkan mereka mampu untuk berhijrah, tempat kembalinya adalah neraka Jahanam. Dan Jahanam adalah seburuk-buruk tempat kembali. Orang Muslim harus hidup mulia dan tidak terhina. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

. 210 158 349 243 50 474 169 288

surat an nisa ayat 97 100